Sumber : media3.picsearch.com
PENDEKATAN ANALISIS TERSTRUKTUR
Analisis terstruktur merupakan sebuah teknik berpusat pada proses yang
digunakan untuk menganalisis sistem yang
ada, kemudian mendefinisikan persyaratan-persyaratan bisnis untuk sistem lama
dan baru atau keduanya.
Kosep
Model Analisis Terstruktur:
a. Model
logika
( Logical Model), adalah reprentasi
kenyataan
nonteknis,
yang menyatakan apa
sebenarnya
sistem
tersebut
dan
apa
yang dilakukannya.
Dengan
kata
lain menggambarkan
esensi
suatu
sistem,
lebih
dikenal
dengan
model
konseptual atau
model
bisnis.
b. Model
Fisik
( Physical Model), adalah
reprentasi
kenyataan
teknis
dan
nonteknis,
yangmenyatakan
apa
sebenarnya
sistem
tersebut,
apa
yang dilakukannya,
serta
bagaimana
sistem
tersebut
diimplemtasikan
secara
fisik
dan
teknis.
Kegiatan analisis sistem cendurung lebih fokus pada model logika karena:
a.Model
logika
menghilangkan
bias yang diakibatkan oleh
cara
pengimplementasian,
dengan
konsekuensinya
meningkatkan
kreaktifitas.
b.Model
logika
mengurangi
resiko
kehilangan
persyaratan
bisnis.
Dengan
memisahkan
apa
yang
seharusnya dikerjakan
dengan
bagaimana
sistem
sistem
akan
mengerjakannya.
c.Model
logika
memungkinkan
analisis
berkomunikasi
langsung
dengan
pengguna
akhir
dalam
bahasa
teknis
maupun
nonteknis.
PENDEKATAN
PERANCANGAN TERSTRUKTUR
Pendekatan ini yang
dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan pendekatan terstruktur (Structured Analisys and Design/SSAD). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alah dan teknik-teknik
yang dibutuhkan dalam pengembangan system, sehingga hasil dari system yang
dikembangkan akan didaptkan system yang strukturnya didefinisikan dengan baik
dan jelas.
Pendekatan
ini lebih berfokus pada bagaimana mereduksi waktu dan maintenace dalam
pengembangan sistem. Pendekatan ini juga langsumng memngintegrasikan perubahan
jika diperlukan. Pendekatan ini berbasis pada metodologi, tool pemodelan,
dan teknik dari pendekatan terstruktur. Dibagi 2 :
a.
Pendekatan berorientasi proses
b.
Pendekatan berorientasi data
Tujuan
kedua pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasikan semua atribut data yang
dibutuhkan oleh sistem yang dibangun. Yang berorientasi proses dikerjakan
dengan memeriksa semua input, output dan proses untuk sistem. Sedangkan
berorientasi data memeriksa keputusan2 yang dibuat sistem dan kemudian bekerja
ke belakang untuk mengidentifikasikan data yang dibutuhkan untuk mendukung
keputusan tersebut.
Yang
dilihat adalah semua laporan, tampilan layar, dan keputusan yang dibutuhkan
untuk sebuah proses. DFD sering dipakai untuk pendekatan ini. Pendekatan
berorientasi proses ini bekerja sangat baik jika professional system mengetahui
lebih lanjut tentang input, proses dan output yang dihasilkan dari sistem.
Juga akan baik jika data dari setiap kumpulan aplikasi dipisahkan.
Ciri-ciri pendekatan perancangan terstruktur:
•Merancang berdasar modul
Modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem menjadi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independen
•Bekerja dengan pendekatan top-down
Dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan sampai tingkat modul (rinci)
•Dilakukan secara iteras
Dengan iteraisi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan
hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik
•Kegiatan dilakukan secara pararel
Pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan secara pararel, sehingga akan memperpendek waktu pengembangan sistem.
Perbedaan
Pendekatan Perancangan Sistem secara Terstruktur dan Berorientasi Objek
Pendekatan terstruktur
lebih dikenal dengan Structured Analisys and Design (SSAD), sedangkan
pendekatan berorientasi objek disebut dengan Object-oriented Analysis and
Design (OOAD). Pendekatan terstruktur lebih mengarah pada pendekatan
fungsional. Pada pendekatan berorientasi objek lebih melakukan pendekatan pada
objek. Objek merupakan identitas berarti bahwa data diukur mempunyai nilai
tertentu yang membedakan entitas. Pendekatan terstruktur melakukan dekomposisi
permasalahan berdasarkan fungsi atau proses secara hirarki, mulai dari konteks
sampai proses-proses yang paling kecil sedangkan pada pendekatan berorientasi
objek, dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada
dalam sistem.
Pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur lebih sulit digunakan dalam pembangunan sistem karena beberapa tools yang digunakan tidak cukup untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan system. Salah satu alasannya karena tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
Beberapa keunggulan pendekatan terstruktur dibandingkan dengan pendekatan berorientasi objek adalah pendekatan terstruktur tidak fokus pada koding, sedangkan pendekatan berorientasi objek cenderung fokus terhadap koding. Keunggulan yang lain adalah pada pendekatan terstruktur lebih menekankan pada kinerja tim, sedangkan pendekatan berorientasi tidak.
Pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur lebih sulit digunakan dalam pembangunan sistem karena beberapa tools yang digunakan tidak cukup untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan system. Salah satu alasannya karena tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
Beberapa keunggulan pendekatan terstruktur dibandingkan dengan pendekatan berorientasi objek adalah pendekatan terstruktur tidak fokus pada koding, sedangkan pendekatan berorientasi objek cenderung fokus terhadap koding. Keunggulan yang lain adalah pada pendekatan terstruktur lebih menekankan pada kinerja tim, sedangkan pendekatan berorientasi tidak.
- Beberapa tools yang digunakan pada pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur seperti:
- Kamus Data
- Entity Relationship Diagram (ERD)
- State Transition Diagram (STD)
- Dan tools yang digunakan pada pendekatan sistem berorientasi objek seperti :
- Fusion (Coleman 1994)
- STS development Method 3 (ADM3) (Firesmith 1993)
- Berard’s object-oriented design (Berard 1991)
- Booch’s object-oriented design (Booch 1983, 1991)
- Coad and Yourdon’s object – oriented analysis (Coad & Yourdon 1989)
- Coad and Yourdon’s object-oriented analysis (OOA) (Coad & Yourdon 1991)
- Jacobson’s Objectory (Jacobson & Linstrom 1992)
- Rumbaugh’s object modelling technique (OMT) (Rumbaugh et al. 1991)
- Object-oriented system analysis (OOA) (Shlaer & Mellor 1988)
Kelebihan dan Kekurangan dari SSAD
- Kelebihan
- Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
- SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
- Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
- SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.
- SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.
- SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan
- SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.
- Kekurangan
- SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
- Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
- Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
- Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
- Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
- Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
- SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
- SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).
Sekian postingan saya kali ini, semoga bermanfaat untuk kawan-kawan semua. Terima Kasih!
Salam blogger!
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar