Rabu, 23 Mei 2018

Pendekatan Analisis dan Perancangan Terstruktur untuk Membangun Sistem Informasi

Halo kawan-kawan,salam blogger! Jumpa lagi dengan saya Mario Kristen, dalam blog kali ini saya akan membahas seputar Sistem Informasi lagi, dan kali ini saya mengambil topik tentang pendekatan analisis dan perancangan terstruktur untuk membangun sistem informasi dan perbedaan SSAD dan OOAD beserta kelebihan dan kekurangan SSAD.


Sumber : media3.picsearch.com


PENDEKATAN ANALISIS TERSTRUKTUR
     
      Analisis terstruktur merupakan sebuah teknik berpusat pada proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, kemudian mendefinisikan persyaratan-persyaratan bisnis untuk sistem lama dan baru atau keduanya.

     Kosep Model Analisis Terstruktur:
a. Model logika ( Logical Model), adalah reprentasi kenyataan nonteknis, yang menyatakan apa
sebenarnya sistem tersebut dan apa yang dilakukannya. Dengan kata lain menggambarkan esensi
suatu sistem, lebih dikenal dengan model konseptual atau model bisnis.
b. Model Fisik ( Physical Model), adalah reprentasi kenyataan teknis dan nonteknis, yangmenyatakan
apa sebenarnya sistem tersebut, apa yang dilakukannya, serta bagaimana sistem tersebut
diimplemtasikan secara fisik dan teknis.

    Kegiatan analisis sistem cendurung lebih fokus pada model logika karena:
a.Model logika menghilangkan bias yang diakibatkan oleh cara pengimplementasian, dengan
konsekuensinya meningkatkan kreaktifitas.
b.Model logika mengurangi resiko kehilangan persyaratan bisnis. Dengan memisahkan apa yang
seharusnya dikerjakan dengan bagaimana sistem sistem akan mengerjakannya.
c.Model logika memungkinkan analisis berkomunikasi langsung dengan pengguna akhir dalam
bahasa teknis maupun nonteknis.

PENDEKATAN PERANCANGAN TERSTRUKTUR
   Pendekatan ini yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan pendekatan terstruktur (Structured Analisys and Design/SSAD). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alah dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan system, sehingga hasil dari system yang dikembangkan akan didaptkan system yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
      Pendekatan ini lebih berfokus pada bagaimana mereduksi waktu dan maintenace dalam pengembangan sistem. Pendekatan ini juga langsumng memngintegrasikan perubahan jika diperlukan. Pendekatan ini berbasis pada metodologi, tool pemodelan, dan teknik dari pendekatan terstruktur. Dibagi 2 :
    a. Pendekatan berorientasi proses
    b. Pendekatan berorientasi data
    Tujuan kedua pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasikan semua atribut data yang dibutuhkan oleh sistem yang dibangun. Yang berorientasi proses dikerjakan dengan memeriksa semua input, output dan proses untuk sistem. Sedangkan berorientasi data memeriksa keputusan2 yang dibuat sistem dan kemudian bekerja ke belakang untuk mengidentifikasikan data yang dibutuhkan untuk mendukung keputusan tersebut.
      Yang dilihat adalah semua laporan, tampilan layar, dan keputusan yang dibutuhkan untuk sebuah proses. DFD sering dipakai untuk pendekatan ini. Pendekatan berorientasi proses ini bekerja sangat baik jika professional system mengetahui lebih lanjut tentang input, proses dan output yang dihasilkan dari sistem. Juga akan baik jika data dari setiap kumpulan aplikasi dipisahkan.

      Ciri-ciri pendekatan perancangan terstruktur:
•Merancang berdasar modul
 Modularisasi  adalah  proses  yang  membagi  suatu  sistem  menjadi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independen
•Bekerja dengan pendekatan top-down 
 Dimulai  dari  level  atas  (secara  global)  kemudian  diuraikan  sampai tingkat modul (rinci)
•Dilakukan secara iteras
 Dengan iteraisi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak iterasi juga  akan menurunkan
 hasilnya dan menunjukkan  bahwa  tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik
•Kegiatan dilakukan secara pararel
 Pengembangan  subsistem-subsistem  dapat  dilakukan  secara  pararel, sehingga akan memperpendek waktu pengembangan sistem.



Perbedaan Pendekatan Perancangan Sistem secara Terstruktur dan Berorientasi Objek

     Pendekatan terstruktur lebih dikenal dengan Structured Analisys and Design (SSAD), sedangkan pendekatan berorientasi objek disebut dengan Object-oriented Analysis and Design (OOAD). Pendekatan terstruktur lebih mengarah pada pendekatan fungsional. Pada pendekatan berorientasi objek lebih melakukan pendekatan pada objek. Objek merupakan identitas berarti bahwa data diukur mempunyai nilai tertentu yang membedakan entitas. Pendekatan terstruktur melakukan dekomposisi permasalahan berdasarkan fungsi atau proses secara hirarki, mulai dari konteks sampai proses-proses yang paling kecil sedangkan pada pendekatan berorientasi objek, dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam sistem.

     Pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur lebih sulit digunakan dalam pembangunan sistem karena beberapa tools yang digunakan tidak cukup untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan system. Salah satu alasannya karena tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).

   Beberapa keunggulan pendekatan terstruktur dibandingkan dengan pendekatan berorientasi objek adalah pendekatan terstruktur tidak fokus pada koding, sedangkan pendekatan berorientasi objek cenderung fokus terhadap koding. Keunggulan yang lain adalah pada pendekatan terstruktur lebih menekankan pada kinerja tim, sedangkan pendekatan berorientasi tidak.
  • Beberapa tools yang digunakan pada pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur seperti:
- DFD (Data Flow Diagram )
- Kamus Data
- Entity Relationship Diagram (ERD)
- State Transition Diagram (STD)

  • Dan tools yang digunakan pada pendekatan sistem berorientasi objek seperti :
- Rational Unified Process (RUP) (Rational Software – IBM 2003)
- Fusion (Coleman 1994)
- STS development Method 3 (ADM3) (Firesmith 1993)
- Berard’s object-oriented design (Berard 1991)
- Booch’s object-oriented design (Booch 1983, 1991)
- Coad and Yourdon’s object – oriented analysis (Coad & Yourdon 1989)
- Coad and Yourdon’s object-oriented analysis (OOA) (Coad & Yourdon 1991)
- Jacobson’s Objectory (Jacobson & Linstrom 1992)
- Rumbaugh’s object modelling technique (OMT) (Rumbaugh et al. 1991)
- Object-oriented system analysis (OOA) (Shlaer & Mellor 1988)




Kelebihan dan Kekurangan dari SSAD
  • Kelebihan


  1. Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
  2. SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
  3. Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
  4. SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.
  5. SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.
  6. SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan
  7. SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.


  • Kekurangan


  1. SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
  2. Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
  3. Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
  4. Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
  5. Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
  6. Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
  7. SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
  8. SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).



Sekian postingan saya kali ini, semoga bermanfaat untuk kawan-kawan semua. Terima Kasih! 
Salam blogger!


Sumber :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entity Relationship Diagram